Kai menarik beberapa lembar tisu untuk membersihkan bagian tubuhnya sampai tiba-tiba dia tercekat saat melihat tisu yang ia gunakan. Tangannya gemetaran, lalu diangkatnya tisu tersebut dan dia amati dengan seksama. "Darah ini," lirihnya. Sontak pria itu pun menoleh, dilihatnya Nadira masih terisak. Gadis itu begitu kepayahan saat berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "Kau mau apa Kai?" Nadira ketakutan saat melihat suaminya kembali naik ke atas tubuhnya. "Maafkan aku." Kai merengkuh tubuh Nadira ke dalam pelukannya. "Maafkan aku telah menyakitimu. Kau pasti sangat kesakitan," cicit Kai. Mendengar Kai berkata seperti itu, nyatanya kristal bening malah semakin berlomba untuk menjatuhkan diri di pipi Nadira. "Maafkan aku, aku mohon maafkan aku," ulang Kai. Bibirnya te