97. Tak ada bedanya

1491 Kata

Angan Nadira kembali melayang. Berbagai persiapan telah dia pikirkan dengan matang. Tinggal menghitung hari, menunggu kondisinya membaik dan ia akan segera mengeksekusi rencananya. "Sayang, makannya dihabiskan ya," bujuk Rima. Tak tega melihat tatapan penuh harap ibu mertuanya, Nadira pun mengangguk. Semangkuk bubur panas yang disajikan Rima telah berhasil masuk ke dalam perutnya bersamaan dengan munculnya seseorang dari balik pintu. Kai terkejut bukan main saat melihat wajah orang itu. Cangkir dalam genggamannya jatuh hingga pecahannya berserakan. "Astaga Kai, melihat orang saja sudah seperti melihat hantu," tegur Rima sambil menggelengkan kepalanya. "Dia iblis yang bersembunyi di balik sosok manusia Mi," ujar Kai, kakinya terayun menuju tempat di mana Alby berdiri. Rima tersentak,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN