Kemalangan dan air mata, kenapa menjadi santapan dan teman dekat putri kesayangan mereka. Nadira bukanlah gadis kotor yang perlu mendapatkan pelajaran dari Tuhan, dan jika benar ini semua hanyalah ujian. Lantas kenapa seolah tak ada akhirnya? Nadira terus meraung, menggumamkan nama bayi laki-laki malang itu. Didekapnya erat tubuh mungil yang tergolek kaku. "Langit, kenapa semua harus terjadi padamu? Kau masih terlalu kecil, kenapa Tuhan tidak memberimu kesempatan untuk menikmati hidup di dunia ini lebih lama lagi?" "Tidak baik bicara begitu," bujuk Bobby. "Di mana Tuhan? Ada di mana Dia? Kenapa Dia tidak mendengarkan doa umatnya? Aku masih bisa terima ketika Dia tidak memberikan pertolongan pada bayiku, di mana Dia, saat aku meminta pertolongannya. Dia tidak datang, bahkan Dia sekarang