Orang itu mengayunkan pisaunya bersiap menikam Mutia. "Tidak!" Teriakan Mutia melengking. Suasana di lantai tersebut yang memang cukup hening membuat suaranya terdengar hingga ke luar area kamar itu. Brak! Dengan sigap Kai berusaha merebut pisau itu dan membuangnya, lalu mengunci pergerakan orang itu dengan menahan kedua tangannya ke belakang. Mutia menghela napas lega. Kai terlambat sedikit saja, pisau itu sudah pasti bersarang di perutnya. "Lepaskan aku, b******k!" "Cepat hubungi polisi Mah!" titah Kai. Susah payah Mutia bangkit dari lantai, bergegas menyambar gagang telepon. "Selama ini aku sudah cukup bersabar menghadapimu, tapi kali ini kau sudah sangat keterlaluan. Sadar nggak kalau tindakan berusaha melenyapkan orang bisa membuatmu mendekam di jeruji besi." "Kau pikir aku