Dengan langkah gontai Nadira mulai berjalan meninggalkan rumah sakit pada pagi harinya. Saat orang-orang tengah merasakan puncak kenyamanan berada di atas kasur, dia sendiri tengah bergelut dengan dinginnya udara yang menusuk hingga ke tulang. Nadira mengeratkan sweater yang dipakainya sambil terus berjalan melewati taman depan rumah sakit. Sayup-sayup ia menangkap suara tangisan bayi, seketika itu juga Nadira menghentikan langkahnya. Gadis itu kembali menajamkan pendengarannya, dan benar saja. Suara tangisan bayi itu kian nyata. "Suara bayi menangis dari mana? Ruang perinatologi kan jauh ada di gedung belakang, sementara ruang NICU ada di sisi selatan." Nadira baru saja mengayunkan kakinya lagi saat tangisan yang sama ia dengar kembali. "Sepertinya memang benar ada bayi menangis, tap