Keysa berdiri di tepi jendela, menatap hujan yang mengguyur kota dengan gemuruh yang menyayat hati. Di dalam dadanya berkecamuk badai yang tak kalah dahsyat. Hatinya penuh dengan kebencian yang terus membara, menyala-nyala seperti api yang tak kunjung padam. Pikiran tentang Adena terus menghantuinya, membuat dendamnya semakin mendalam. "Adena," bisik Keysa dengan nada penuh racun. Gadis yang diam-diam menjadi musuh bebuyutannya, anak dari selingkuhan ayahnya. Sejak mengetahui kebenaran itu, Keysa merasa seluruh dunianya hancur berantakan. Bagaimana mungkin ada gadis lain yang lebih berhak mendapatkan kasih sayang ayahnya? Keysa tidak akan membiarkan Adena hidup dalam kebahagiaan yang semu. Saat Keysa merebut Dareen dari Adena, ia berpikir itu sudah cukup untuk membuat gadis itu menderit