"DOKTER!" Emeral kali ini sungguh sungguh emosi. Ia menghampiri laki laki itu dan istrinya. "Bukan kah sudah saya bilang, kalau saya udah menolaknya." Emeral sepertinya tidak lagi mau berbicara lembut pada laki laki itu. "Dan ibu, dari pada ibu mengijinkan suami ibu menikah dengan perempuan lain. Mungkin akan lebih baik ibu berobat ke Dokter yang terbaik. Ibu sembuhkan diri ibu, lalu memiliki seorang anak. kenapa ibu malah mengorbankan kebahagiaan diri ibu sendiri untuk orang lain? jika memang suami ibu mencintai ibu dengan benar. maka dia enggak akan pernah bisa mengorbankan perasaan ibu," Rada memegang tangan putrinya, karena ia merasa bahwa gadis itu agak keterlaluan." Emeral ..." bisiknya. Emeral menggeleng kesal. Nafasnya jadi ngos ngosan karena emosi nya itu. Sehingga ia berbica