Bagian-97 (Kebimbangan Hati)

1005 Kata

Yudha mengantar mertuanya ke stasiun. Tadinya Asri ingin ikut, tetapi pria itu melarangnya. "Titip Yudha, ya, Yud," ucap ayah Asri. "Iya, Pak. Pasti." "Mau bagaimanapun sifat dia, ya begitulah dia. Bapak harap, kamu bisa memaklumi." "Tentu, Pak. Bapak tenang saja." Mereka pun sampai di stasiun. Jam keberangkatan masih setengah jam lagi. Kereta juga belum tiba di stasiun. Jadi orang tua Asri duduk di ruang tunggu. "Nanti kalau kereta sudah datang, Bapak sama Ibu langsung saja ke sana, ya ... tunjukkan KTP. Lebih baik nunggu di dalam kereta biar nggak buru-buru naiknya," pesan Yudha. "Iya, Yud ..." "Yudha pulang dulu. Takut Arsha rewel. Sepertinya Ibu juga lagi ada pesanan. Kasihan kalau Asri harus gendong-gendong Arsha sendiri." "Iya ... sana, bantuin Asri jagain Arsha. Luka j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN