Vanna mengumpat dalam hati. Kenapa tetangga menyebalkannya itu bisa berada disini? Dan terlebih, kenapa Mamanya dengan senang hati menerima kehadiran orang menyebalkan plus gila itu. Ah, Vanna lupa jika orang tuanya sangat terbuka tengan orang luar. Mereka sangat welcome, bahkan Vanna sampai takut jika orang luar nan asing yang akan masuk suatu hari nanti adalah penjahat dan melakukan kejahatan dirumahnya. Yah, walaupun itu hanya ada didalam pikirannya. Dengan kesal, Vanna memakan roti berlapis selai coklat dan menatap tajam Jeno yang sedang lahap memakan rotinya. Setelah selesai makan, Vanna pamit kepada Dila dan Vino lalu melesat keluar rumah. Sesampainya didepan, Vanna menengok kiri kanan. Aneh aja. Kok Raffa belum muncul-muncul ya? "Cariin siapa?" Vanna menoleh dan mendapati Jeno