Bi Jum terhenti seketika, jantungnya berdegup tak karuan saat melihat Kania terkulai lemas di lantai. Tubuhnya membeku, napasnya tercekat oleh rasa takut yang membakar d**a. "Non Kania … bangun, Non! Jawab Bibi. Non Kania kenapa?" Suara Bi Jum bergetar penuh kecemasan, langkahnya mendekat dengan tergesa-gesa. Tapi tak satu pun terlihat gerakan dari tubuh Kania, tak ada juga jawaban dari mulut wanita itu. Detik-detik itu seolah berhenti, dunia Bi Jum menyempit jadi satu titik panik dan harap. Air matanya jatuh saat suaranya memecah kesunyian,."Non, Bibi mohon … bangunlah! Jangan membuat Bibi takut seperti ini!" Setiap detik yang berlalu menambah derita, semakin dalam jurang takut yang menyesakkan. Tiba-tiba, mata Kania perlahan terbuka, dahinya mengkerut karena bingung. Tatapannya masi