Tak menjawab, Edward hanya menatap kosong ke arah gelas yang hampir kosong, wajahnya mendung tak tergapai. Diamnya menyayat, membuat istrinya semakin resah dan penasaran. "Hubby, sebenarnya kamu kenapa, sih? Kenapa tiba-tiba kamu cemberut dan cuek seperti ini? 'Kan, seharusnya aku yang marah, bukan kamu," ucap Kania dengan nada campur antara bingung dan penasaran. Edward membalas dengan ketus, "Jadi, hanya kamu saja yang boleh marah? Aku tidak?" Kania menatap tajam, menuntut jawaban, "Ya, boleh. Tapi, apa alasannya?" Napasnya berat, Edward akhirnya mengaku, "Aku cemburu." Kata itu membuat Kania terdiam sejenak. "Cemburu? Sama siapa?" "Sama anak kecil tadi?" ungkap Edward apa adanya. "Hah? Sama anak kecil tadi? Yang masuk akal, dong. Kamu cemburu sama anak kecil, perempuan? Memangny