Sementara, Edward yang baru saja bertemu dengan kekasih Sisy, langsung menghampiri Kania. Meskipun di wajah Kania tak terlihat setitik pun keraguan; mata menyala dengan keberanian seorang wanita yang siap menghadapi badai, namun ia tetap ingin memastikan. "Sayang, kamu baik-baik saja, 'kan? Apa wanita licik itu menyakitimu?" tanya Edward dengan mata penuh perhatian sekaligus gelisah, suaranya bergetar menahan rasa cemas yang menggerogoti hatinya. "Apa yang bisa dia lakukan di dalam sana? Kamu tahu sendiri, sebentar lagi dia juga akan dipenjara." Suara Kania terdengar letih, seolah beban dunia menimpanya tanpa ampun. Dia lalu menatap Edward, wajahnya menegang oleh penasaran yang semakin menggelora. "Lalu, bagaimana urusanmu dengan laki-laki itu?" desaknya, napasnya bergetar menunggu jawab