Perjalanan membungkus Arya dalam keheningan yang menyesakkan. Hatinya runtuh, bergelayut dalam jurang putus asa yang pekat—bagaimana mungkin ia bisa bersatu lagi dengan Kania? Tiga hari lagi, ibunya akan memaksanya pindah ke luar negeri. Bayangan itu menusuk jiwa Arya, membuatnya merasa terperangkap dalam pilihan yang mustahil ia tolak. Dalam hening itu, ingatannya melayang pada Renata—wanita yang pernah mengajaknya bersekongkol memisahkan Kania dan Edward. Rencana yang gagal itu telah membuat Arya menolak rencana lebih lanjut. Tapi kini, tanpa pilihan lain, ia terpaksa harus menghubungi Renata dengan tujuannya yang sama. Telepon menyambung, lalu suara Renata terdengar, berat dan penuh amarah, "Untuk apa kamu menghubungiku?" Nada suaranya menusuk, hampir seperti peringatan. Arya terpaku