7 Tahun Kemudian.

1089 Kata

Di sebuah kafe kecil tak jauh dari komplek rumah besar keluarga Ryuzaki, Revan dan Amarta duduk berhadapan dalam diam. Wajah mereka sama-sama sembab dan muram dengan awan kesedihan menaungi keduanya. “Maafkan saya,” ucap Revan lirih, pandangannya tertunduk tak berani menatap Amarta di hadapannya. Amarta pun diam tak menjawab apapun, matanya menatap ujung meja namun terlihat mengambang dengan pikiran entah kemana. “Saya tak bisa menjaga putri Anda dengan baik dan berakhir seperti ini,” tutur Revan lagi. Terdengar helaan nafas berat dari Amarta, wanita itu tak bisa mengungkapkan perasaannya yang penuh dengan rasa kecewa dan kesedihan mendalam. “Aku tak tahu harus melakukan apa terhadapmu, Revan,” ucapnya, “banyak hal yang ingin sekali kulakukan untuk menghukum kamu dengan tanganku send

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN