“Biar aku yang gendong!” kata Arga menadahkan tangan. Airin mengangguk, dia lalu memindahkan Ryu dengan hati-hati ke atas lengan Arga yang terbuka lebar. “Duduk saja!” kata Airin, agak ngeri melihat Arga yang begitu kaku menggendong putranya. Arga pun terkekeh pelan, sekejap dia melupakan perasaan gelisahnya begitu bersama dengan Airin dan Ryuga. Dia pun lalu duduk, Airin ikut serta duduk di sebelahnya. “Nenek Bia sama Tama kemana?” tanya Arga celingukan. “Mereka pergi melihat katering, mungkin sebentar lagi juga pulang!” jawab Airin, dia beranjak sebentar masuk ke dalam lalu kembali dengan nampan berisi secangkir teh manis hangat dan singkong goreng hangat. “Aku sempat menggorengnya sebagian sebelum Ryu terbangun,” ujarnya tersenyum. “Terimakasih!” ucap Arga sebelum membuka mulut m