Kebenaran Yang Terkuak.

1122 Kata

Keesokan harinya, Revan bilang dia harus pergi sebentar untuk mengurus sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya. “Nanti aku mungkin akan pulang sedikit terlambat, jadinya kamu makan duluan saja, ya!” katanya seraya menyentuh oioi Feeya dengan sayang. Feeya mengangguk menjawabnya, tersenyum dan melambai melepaskan keberangkatan suaminya dengan wajah riang. Setelah mobil Revan pergi dan benar-benar tak terlihat lagi dari pandangan, barulah dia masuk kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan aktivitasnya. Ketika hendak membersihkan piring bekas sarapan di atas meja, Feeya mendengar ponselnya berdering pelan di atas meja dapur. “Siapa?” gumamnya sambil memeriksa benda itu untuk melihat pesan yang masuk. Sedetik lalu Feeya tertegun begitu membaca pesan itu. “Kali ini pastikan Revan t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN