“Nenek mau pergi lagi?” tanya Arga, timbul niatnya untuk ikut pergi juga. Nenek Bia mengangguk, “Ya, berhubung kamu baru datang juga, biar nenek naik ojek saja–” “Aku ojeknya, Nek!” sela Arga seraya cepat-cepat menghabiskan makanannya, kemudian beranjak ke dapur untuk mencuci tangan. Nenek Bia bengong sebentar sebelum akhirnya tersenyum mengiyakan. Maka keduanya lalu pergi menuju rumah sakit dengan perasaan tidak sabar yang sama, namun memiliki tujuan berbeda. Lalu, begitu tiba di sana, Nenek Bia segera menemui dokter yang merawat Feeya. “Bagaimana? Apa ada perkembangan?” tanyanya. Arga menoleh pada neneknya itu, untuk beberapa waktu dia melihat seolah wanita itu menampilkan kepribadian lain dari sikapnya sehari-hari. Dokter itu kemudian menunjukkan hasil scan kepala dari Feeya.