Revan tak bisa tenang memikirkan Feeya yang sampai saat ini belum juga ada kabarnya, dia sudah melaporkan hal ini ke kantor polisi namun hingga hari ke sekian, mereka tak juga memberi kabar. “Feeya, dimana kamu, Sayang!” desahnya dengan perasaan sedih menyesakkan d**a, matanya memanas namun dia hanya bisa menarik nafas meski masih saja dadanya terasa sesak. Revan menyangga kepalanya yang terasa berat, merasa bersalah karena sudah meninggalkan istrinya itu. Ingin rasanya dia kembali ke beberapa hari lalu dimana dia akan memaksa Feeya untuk ikut saja bersama mereka ke Jepang, tanpa memperdulikan larangan Raiden. “Mas.” Revan tak menyahut ketika Alexa datang mendekat, kemudian sentuhan lembut mendarat di bahunya. Alexa menghela nafas berat dan ikut bersedih dengan keadaan Feeya. “Apa mas