“Ya, betul. Dia ingin membeli buah-buahan dan memilih sendiri ke sana!” timpal Bu Maria, sedikit memberi petunjuk pada Revan. Namun Revan terlalu fokus memikirkan kejadian awal sebelum istrinya dinyatakan hilang. “Lalu?” tanyanya dengan tidak sabar. Pemuda itu mengangguk melanjutkan penuturannya. “Kami menawarkan untuk menemaninya, sesuai pesan Bang Revan untuk menjaga Feeya dan panti ini. Tapi Feeya menolak, mungkin dia merasa risih dan canggung, tapi kami bisa mengerti hal itu,” paparnya tersenyum tipis. “Malam itu gerimis, Feeya melanjutkan langkahnya dengan terburu-buru, kami juga lanjut main gitar dan kartu. Tapi beberapa menit kemudian saya melihat ada mobil besar hitam berhenti di dekat Feeya, dan dia tampak naik ke mobil itu.” “Itulah terakhir kali saya melihat Feeya,” pungka