Beberapa bulan berlalu, terlihat pemandangan berbeda di rumah Nenek Bia sekarang ini. Seorang perempuan hamil tampak sedang mengelus perutnya, tersenyum manis berceloteh riang berbicara dengan bayi yang ada di dalam kandungannya. “Nanti kalau kamu sudah lahir, Ibu sama Ayah akan menikah. Kita akan hidup bersama Nenek Buyut, bahagia bersama. Mau ‘kan?” Airin membelai perutnya dengan senyum cerah di wajahnya, bahagia tak sabar ingin segera melihat wajah putranya. “Mbak.” Airin menoleh, dilihatnya seorang laki-laki muda datang menghampirinya. Airin tersenyum riang melihatnya. Adiyatama, adik Arga yang sekarang tinggal di rumah Nenek Bia. Dia pulang dari perantauan karena gagal mencari pekerjaan, oleh karena itu Arga menyuruhnya untuk pulang saja. “Tama, kamu bawa apa itu?” tanyanya se