53. Ternyata Teman

1927 Kata

Gama menatap Endy tanpa jeda dengan sorot mata penuh waspada. Sementara pria itu tampak tenang bahkan saat ini menyeruput capucino miliknya. Endy mengecap sisa cappucino yang tertinggal di lidah setelah lelehan minuman itu mengalir melewati tenggorokan. “Ck, kenapa menatapku seperti itu?” ucap Endy setelah meletakkan cangkir capucinonya ke atas meja. Ditatapnya Gama dengan senyuman tipis nan samar. “kau takut dia berpaling padaku?” lanjutnya. “Berani menyentuhnya, kau akan habis,” ucap Gama tanpa melunturkan ekspresi wajahnya yang datar. Gelak tawa Endy terdengar. Ia pun mengatakan, “Hahaha, Gam, Gam … jika kau lupa, kita ini selalu bertolak belakang. Jadi, jangan terlalu percaya diri bahwa aku akan tertarik pada wanitamu itu.” Gama mengedikkan bahu ringan kemudian meraih kopi pahi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN