“Hachu!” Gama bersin, entah sudah keberapa kali di pagi ini. Sepertinya ia benar-benar kena flu. “Ya ampun, Gam. Sepertinya kau kena flu,” ucap Sofia seraya memberikan Gama sapu tangan. Gama menerimanya. “Terima kasih,” ucapnya. Saat ini Gama telah duduk di kursinya di kelas dan tentu saja Sofia mendekati Gama sebelum dosen datang. “Sebaiknya kau ke klinik, Gam. Wajahmu begitu pucat. Ayo aku antar,” tawar Sofia. Namun, Gama menolak. “Tidak perlu. Aku sudah minum obat, nanti siang juga sembuh,” ujar Gama. “Oi, Gam.” Galih datang dan segera menghampiri Gama. Ia berdiri di sisi kursi yang Gama duduki dan memperhatikannya. “Hei, ada apa dengan wajahmu? Kau sangat pucat.” “Dia kena flu, sudah jelas. Ngapain tanya,” sahut Sofia bernada ketus. Ia masih kesal dengan kejadian waktu itu