Vei termenung dan memainkan makan siangnya. Saat ini ia tengah makan siang bersama Hani di restoran tak jauh dari kantor. “Vei, kau tak menghabiskan makananmu?” tanya Hani melihat Vei hanya mengaduk makan siangnya yang masih separuh. Vei juga tampak melamun. “Apa telah terjadi sesuatu? Akhir-akhir ini kulihat kau sering melamun,” tanya Hani kembali seraya menepuk ringan bahu Vei. Vei memejamkan mata sejenak. Pertanyaan Hani menyadarkannya dari lamunan. “Cerita padaku jika kau punya masalah, Vei. Jangan memendamnya sendiri,” bujuk Hani. Meski usia pertemanan mereka belum lama tapi, ia sudah menganggap Vei sebagai sahabat. “Han, bagaimana menurutmu dengan hubungan beda usia?” tanya Vei dengan suara pelan. Sebenarnya ia tidak ingin mengatakannya tapi, ia butuh pendapat dari seseorang u