28. Khawatir

1420 Kata

“Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku. Aku tidak mau tiba-tiba mendengar kabar kematianmu dari orang lain.” Galih tertawa setelah mengatakan itu. Saat ini ia tengah di depan rumah Gama, mengantar Gama memastikan Gama sampai di rumah dengan selamat. “Aku hanya demam, bukan berpenyakit kronis," timpal Gama disertai dengusan. Meski begitu, ia berterima kasih pada Galih yang telah peduli. Galih tertawa renyah kemudian berniat segera pergi. “Kalau begitu aku pergi.” “Hei tunggu,” cegah Gama saat Galih baru saja menyalakan start motornya. Ia berdiri di depan motor Galih dan mengatakan, “Terima kasih untuk semalam.” Dahi Galih tampak berkerut diikuti ia yang bergidik. Melihat itu membuat Gama mengernyitkan alis. Apa ada yang salah dengan ucapannya? batinnya. Ia hanya berterima kasih. Jika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN