Viana tersadar dari lamunannya. Ia menoleh pelan, menatap ke arah sumber suara itu. Seorang pemuda dengan kemeja putih rapi berdiri tak jauh dari meja mereka. Senyum lebar terbit di wajahnya, dan matanya berbinar seolah baru saja bertemu dengan seseorang yang sangat disukainya. “Ratu! Benar ‘kan ini kau?” katanya lagi, langkahnya ringan mendekat. Mata Viana melebar. Ia mengenali wajah itu. Zach. Pemuda yang pernah ia temui di museum seni saat bulan madu. “Zach …?” ucap Viana, suaranya terdengar berbeda, lebih hidup daripada nada bicaranya sejak tadi. Zach sudah berdiri di sisi meja, tatapannya penuh antusiasme memandangi Viana. “Aku hampir tak percaya bisa bertemu kau di sini.” Senyumnya melebar, lalu ia menunduk sedikit sambil memegang dadanya seperti memberi salam penuh hormat ala