Hari-hari berlalu. Sejak malam itu, Viana dan Evan hampir tak banyak berbicara. Evan seolah sengaja menjaga jarak, dan Viana pun memilih diam. Ia tidak lagi terkejut—berbulan-bulan tinggal bersama pria itu membuatnya terbiasa dengan sikap Evan yang sulit ditebak. Seperti pagi ini, Evan pergi dari mansion saat matahari bahkan belum terbit. Viana sebenarnya sudah terjaga, tetapi ia memilih pura-pura tidur. Begitu pintu kamar tertutup di belakang pria itu, ia langsung bangkit duduk. Tatapannya sinis mengarah pada pintu yang baru saja menutup. “Cih, menyebalkan,” gumamnya pelan. Bukannya sedih, Viana justru merasa dongkol dengan sikap dingin suaminya. Ia bahkan hendak melanjutkan umpatan ketika tiba-tiba perutnya bergolak hebat. “Mmh! Huekkk—” Rasa mual itu datang begitu saja, membuat tub
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari