Jihan pikir suaminya mau mengerti, jika pelayanan yang Jihan berikan hanya sebatas itu. Tapi Jihan salah, ibarat Ivan itu sudah dikasih hati minta jantung. "Aku laki-laki yang normal Jihan." Oh bagus sekali. Memang Ivan pikir dia bukan wanita yang normal gitu? "Jadi menurut bapak, saya wanita yang tidak normal gitu." Wajah Ivan memerah. Ia tidak puas jika hanya diberi hadiah pembuka saja, ia ingin menu utama. Seminggu sudah Jihan mengizinkan suaminya menginap di kamar, dan seminggu sudah ia membiarkan tubuhnya dipeluk oleh tubuh tegap Ivan. Tapi tampaknya Ivan tak puas. "Kenapa yang ada di otak bapak seputar itu dan itu saja." Ivan tersentil. Rupanya istrinya masih belum paham juga. Mungkin para wanita kuat pertahanan dirinya, tapi tidak dengan para pria. Tidak tahukah Jihan, Iva