Beberapa jam kemudian. Sekitar pukul satu pagi dini hari. Di malam yang sudah sangat larut. Salah satu pelayan laki-laki muda kediaman keluarga Respati yang bernama Pulanggeni. Masuk ke dalam kamar Jun dan membangunkannya. “Tuan Muda Zain, Tuan Muda Zain, Tuan Muda Zain, tolong bangun!” panggil Pulanggeni lirih. Seraya menggoyang sedikit tubuh Jun. Jun langsung membuka mata begitu mendengar ada suara di dalam kamarnya. Jun tak langsung bangkit dan menghampiri pemuda itu yang memasang wajah sangat suram. Berdiri tak begitu jauh dari tempat tidurnya. Bel pertanda bahaya di otak dan akal sehat Jun mulai menyalakan sirine pertanda bahaya. NGIIUU NGIIU NGIIU NGIIU NGIIU NGIIU NGIIU!!! Setelah selama beberapa saat hanya saling bertatapan. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Jun akhirnya