"Kenapa kamu nggak nelpon aku? Lupa sama aku?" sindir Monica dengan suara ketus. Dia lalu menyeruput es rasa coklat dalam gelas plastik bergambar kartun. "Bukan gitu ...," Perempuan itu enggan menjawab, hanya menunduk seraya mengosok telapak tangannya, kemudian melanjutkan, "..., aku terlanjur malu atas apa yang terjadi." Monica mendesah keras dan memalingkan wajah. Dipikir-pikir memang Risa terlalu menyebalkan ketika dirinya mencoba membuka mata perempuan di sebelahnya, tetapi tidak pernah Monica pikir jika Risa akan begitu egois dan merasa gengsi. Seharusnya jika ia merasa bersalah dan menyesal, terlebih dulu gadis itu menghubunginya. "Jadi, kenapa kamu datang ke sini kalau bukan buat ketemu aku?" "Tiba-tiba aku kepikiran Pak Hasan ...." "Kenapa? Ada sesuatu yang mengusikmu?" Risa

