Entah apakah dengan kembali ke pelukan Danu adalah keputusan tepat atau justru akan membuat Risa menyesal untuk kedepannya. Yang pasti, selain kegembiraan yang dirasakannya tidak sepenuhnya membuat gadis itu yakin, bahwa apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang tepat. Mereka berdua tengah duduk di halaman rumah, sekitar pukul delapan pagi saat matahari masih begitu hangat dirasakan, sembari menunggu makanan yang beberapa waktu lalu mereka pesan. Keadaan rumah tersebut cukup mencengangkan, tidak ada peralatan dapur yang memungkinkan untuk dapat digunakan. "Mas Danu cuma pesen makanan selama ini?" tanya Risa. Pria itu menengok. "Iya. Aku tidak bisa masak di sini, dan ... ternyata tidak ada makanan yang seenak buatanmu." "Haruskah kita kembali ke Bukit Awan?" Pertanyaan Risa barusan memb

