Jauh sebelum panti asuhan yang terletak di salah satu desa di Kota Metro itu berdiri, tempat itu hanyalah sebuah rumah kecil di tengah-tengah hutan yang ditinggali Danu untuk menghabiskan waktunya menunggu kelahiran Ayu yang entah kapan datangnya. Dia sering berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa meninggalkan jejak yang akan dikenali orang-orang, kecuali tempat itu adalah hak milik keluarganya dulu yang hingga sampai sekarang masih dia miliki surat-surat tanah yang asli dan sah. Sekitar tahun 1971 ketika separuh penduduk Indonesia diserang penyakit menular yang menyebar melalui percikan di udara, Danu menemukan gadis kecil di pinggir desa yang diungsikan oleh kedua orangtuanya, menjauh dari desa yang penduduknya mengidap penyakit yang menyerang paru-paru tersebut. Meski dala

