Dulu, ketika Risa berusia sebelas tahun, dia pernah mengalami malah yang panjang dan melelahkan. Meski dia sedang dalam keadaan tidur, tubuhnya bergerak resah seolah-olah sedang menghadapi sesuatu yang sangat buruk. Keringat dingin keluar dari pelipisnya, sementara rintihan terus mengalun dari bibir mungilnya. Berulang kali sang ibu mencoba membangunkan dirinya, tetapi Risa tak juga membuka mata. Dia seperti terjebak dalam mimpi buruk yang entah kapan akan berakhir. Ibunya bahkan sampai menangis meraung-raung, takut jika anak perempuannya tak akan bisa bangun karena siksaan yang sedang dirasakan. Akan tetapi itu semua hanya perasaan takut yang tidak berarti. Risa bangun pada pagi harinya dengan perasaan baik, tidak seperti mendapat mimpi buruk yang membuatnya kesakitan semalaman. Bahkan

