***
Sexyana tak henti-hentinya mengomel setelah keluar dari kamar Michele. Amarah membakar dadanya, bercampur dengan rasa kesal yang tak tertahankan. Ia benci Michele. Benci keberanian pria itu. Tapi lebih dari itu, ia benci dirinya sendiri.
Kenapa tadi ia harus diam saja saat Michele menyentuhnya?
Padahal, jika ia mau, ia bisa saja berteriak. Di rumah itu ada Nicolas, yang pasti akan datang menolongnya. Tapi apa yang terjadi? Ia malah memilih diam, membiarkan pria itu menjamahnya tanpa perlawanan.
Parahnya lagi, desahan itu. Meski sudah berusaha keras menggigit bibir untuk menahannya, suara itu tetap saja lolos. Nikmat. Ya, nikmat yang justru mempermalukannya.
Dan tubuhnya... Tubuhnya seakan memberontak melawan akal sehat. Respons tubuhnya begitu hebat menyambut setiap sentuhan Miche
