Sudah tiga hari sejak Revan mengucapkan janjinya, yang sama sekali tidak Zahra indahkan. Wanita itu memang mencintai Revan, tapi bukan berarti ia harus membutakan mata hatinya. Tidak apa dianggap wanita terbodoh, tapi setidaknya Zahra tidak dianggap sebagai wanita jahat. Zahra sengaja meminta Revan untuk mengakuinya sebagai istrinya. Ia hanya ingin mengetes Revan, dan jawabannya lebih dari cukup untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bagaimana nasib pernikahan mereka. Saat ini Zahra sudah lebih tenang. Ia bisa menjalani hidupnya seperti biasa lagi. Apalagi bundanya sekarang berada di rumah. Ia selalu menemuinya setiap hari sepulangnya dari rumah sakit. Untung saja, kehamilan Zahra tidak mengganggunya. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan bagi siapa pun. Zahra jug