" Bukannya saya sudah bilang, Dok, tolong jaga perasaan istri Dokter Revan. Kandungannya sangat lemah. Stres sedikit saja bisa mengakibatkan pendarahan. Apalagi jika sampai depresi, dapat menyebabkan anak dokter lahir dengan prematur." "Iya, Dok, saya akan berusaha untuk lebih menjaganya lagi." "Baiklah, mari kita lihat bayi Dokter." Dokter kandungan bernama Zulfa itu kemudian mengoleskan gel di atas perut Agni. Lalu meletakan sebuah alat untuk mengetahui keadaan bayi Agni lebih detail lagi. "Wah, selamat Dokter Revan, anak Anda perempuan." Mata Revan berkaca-kaca. Tidak tahu lagi harus berkata apa. Rasa haru menyelimuti hatinya. Baru sekali ini Revan melihat bayinya. Revan mendekati Agni, membungkukkan tubuhnya lalu mencium kening istri keduanya itu. Memberikan ketenangan untuk Agni