23. Bukan Dia yang Selalu Ada

2205 Kata

Zahra sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Fattan juga sudah menghubungi Revan. Katanya Revan akan ke rumah sakit, namun sudah lebih dari dua jam sejak Zahra dipindahkan Revan belum juga terlihat batang hidungnya. Fattan yang harusnya jam tugasnya sudah berakhir, masih tetap bertahan di rumah sakit untuk menemani Zahra. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?" tanya Fattan. Meskipun ia tahu, yang ditanya tidak mendengarnya, karena masih dalam pengaruh obat bius. Fattan memandangi wajah Zahra yang terlihat pucat. Tangannya terulur merapikan rambut Zahra yang sedikit berantakan. Fattan berdiri dari duduknya. Dengan ragu ia mencondongkan tubuhnya kemudian mencium kening Zahra dengan lembut. Fattan tahu apa yang dilakukan salah. Tapi Fattan ingin sekali melakukannya. "Kumoho

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN