Nathan berlarian di sepanjang koridor rumah sakit. Beberapa saat yang lalu ia mendapat telepon dari Lucas kalau keadaan Sera memburuk. Tanpa pikir panjang ia meninggalkan meeting yang tengah berlangsung dan segera memacu kendaraannya menuju rumah sakit dan di sinilah ia sekarang, berdiri terengah-engah di depan sebuah ruang ICU.
Pintu ruang ICU terbuka, Lucas melangkah keluar. "Dia sudah menunggu di dalam," ucapnya seraya menepuk bahu Nathan.
Suara tangis di belakang menyadarkan Nathan akan kehadiran orang lain yang sebelumnya tidak terlihat oleh pandangannya karena terlalu sibuk memikirkan keadaan Sera yang semakin menurun kondisi tubuhnya.
"Sera, jangan tinggalin mama. Maafkan mama." Mama Sera terus menangis dalam pelukan suaminya.
"Tenang Ma, Sera pasti sembuh. Papa bakal usahai
