Leon duduk tegang di hadapan mamanya. Setelah sebelumnya ia menerima omelan bertubi-tubi, bahkan timpukan tas juga dari mamanya yang murka. Tak perlu Leon pertanyakan alasannya, sudah pasti video skandalnya sudah sampai dilihat mamanya. Leon mendesah berat, tak tahu lagi harus bagaimana menghadapi semua ini. "Jadi benar itu kamu, Leon?" Suara tegas dan dingin mamanya menarik atensi Leon. Dengan wajah lesu dan pasrah, Leon mengangguk. "Iya, Ma," lirihnya, ia seakan kehilangan kata-kata untuk membela diri. Terdengar decakan kasar keluar dari mulut mamanya, menandakan kalau wanita paruh baya itu benar-benar kecewa. "Apa kamu sudah sinting, Leon? Kamu tahu apa yang kamu lakukan kali ini benar-benar fatal." Mamanya mengembuskan napas kasar. "Papa sangat marah besar karena ini. Kenapa kamu