Nathan menghampiri Sandra yang masih terduduk lesu di depan ruang ICU. Ia memberikan cup berisi teh hangat yang sengaja dibelinya dari kantin. "Minumlah. Cuacanya terlalu dingin." Sandra tersenyum tipis, menerima cup pemberian Nathan sembari berujar pelan. "Makasih." Nathan hanya memberikan anggukan kecil dan membiarkan keadaan hening singgah sejenak di antara keduanya. Nathan memandang pintu ruang ICU, raut wajahnya tak terdeskripsikan lagi. Seperti perasaan hati dan pikirannya yang kalud, wajahnya pun menunjukkan hal serupa. Ada rasa sesal dan juga rasa bersalah yang menyelinap masuk, menekan hati dan jantungnya secara bertahap. Seandainya saja ia mampu mencegah Bianca berlari ke tengah jalan tadi, pasti kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Siang tadi Nathan memang mengantar Bianc