52. Memandang dari Kejauhan

1317 Kata

Marisa memejamkan mata rapat-rapat berpikir darah akan mengucur disertai rasa sakit luar biasa saat kepalanya menghantam dinding kaca. Akan tetapi, hingga beberapa detik berlalu, ia tak merasakan apapun. Ia membuka matanya perlahan dan melihat samar pantulan wajahnya pada dinding kaca yang kini hanya berjarak beberapa mili dari jidatnya. Aria tersenyum sinis kemudian menarik kepala Marisa ke belakang tanpa aba-aba. “Kau takut? Ini belum ada apa-apanya,” ucap Aria dan semakin kuat mencengkram rambut Marisa. Ia kemudian melepas kasar cengkraman pada rambut Marisa itu membuat wanita itu nyaris jatuh tersungkur. Kedua tangan Marisa yang bertumpu menahan tubuhnya yang nyaris mencium tanah, perlahan terkepal. Meski ia sempat takut tapi ia tak akan membiarkan Aria menginjak-injak harga dirin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN