Waktu menjelang sore saat Hengki mengetuk pintu kamar Aria. Tak lama, Aria pun membuka pintu dan tanpa permisi Hengki masuk ke dalam kamar. “A- ayah, ada apa?” tanya Aria yang masih berdiri di depan pintu. Hengki mengedarkan pandangan dan mengagumi kamar Aria yang luas bahkan memiliki fasilitas walk in closet. “Kamar ini sangat berbeda jauh dengan kamarmu, ya, Aria,” ucap Hengki kemudian membalikkan badan menghadap Aria. “kau pasti sangat senang. Bukan hanya kamar, kau juga tinggal di rumah yang begitu besar, luas dan memiliki fasilitas serta barang-barang mewah,” imbuhnya. Aria tampak ragu untuk membalas ucapan ayah tirinya. Ia pun bertanya apa tujuan Hengki menemuinya bahkan memasuki kamarnya begitu saja. “Apa yang ayah inginkan?” Hengki terdiam sejenak tak segera menjawab kem