“Pulang sekarang, baby?” tanya gue seraya mendorong pintu kantor. Mita mendongak, mencengir lebar. Ia tengah membereskan barang-barangnya ke dalam handbag. “Iya. Abang?” “Ayo!” jawab gue seraya mengikis jarak. Gue lalu bersandar di sisi meja, memerhatikannya yang kini me-retouch warna bibir. “Abang sudah dikasih tau Mas Saga?” “Soal apa?” “Minggu depan dia mau lamaran.” “Minggu depan?” “Iya.” “Kok baru bilang sekarang?” Mita menaikturunkan bahunya. “Gimana ya? Kita datang ngga, Abang? Mas Saga tuh keluarganya ngga banyak sih.” Gue ngga langsung menjawab, memerhatikan raut wajah istri gue lebih dulu. Sebenarnya, gue sudah tau kalau Saga akan melamar Peony ke keluarganya di Bandung, sekitar lima hari yang lalu. Tapi, gue minta ke Saga untuk ngasih tau Mita langsung. Kami berdua sam