175:SAGA-PENANGKAPAN

1471 Kata

Sudah empat hari kami di sini. Tak hanya kami, namun juga beberapa petugas kepolisian. Bodyguard kami cosplay bak turis, seolah fokus menikmati Dieng, padahal awas mengawasi setiap pergerakan yang mendekati Mama. Aku? Ya biasa aja, sibuk di rumah, jalan-jalan … berperilaku normal. Yang penting, berita jika Mama akan tinggal di sini sudah kami sebar, berharap sampai ke telinga Mada. Apakah Mada benar-benar di sini? Mama sih yakin, dan aku percaya pada intuisi ibuku. “Sudah berapa kentang kamu makan, Ga?” tanya beliau seraya membawa semangkuk mi nyemek yang banyakan sayurnya daripada mi-nya. “Baru tiga, Mama.” “Astaghfirullah. Pakai apa kek gitu, ceplok telor, kasih keju, karbo tok masuk badanmu!” “Serat juga dong Ma,” sanggahku. “Serat dari mana? Kulitnya kamu kupas begitu.” “Ngga en

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN