150:SAGA-MARAH KARENA SAYANG

1751 Kata

Aku bergegas mengejar Peony. Melihat pintu lift hampir menutup, aku mempercepat langkah, menekan tombol elevator dengan panik agar lift tak jadi bergerak. Pintunya terbuka kembali, Peony berdiri di dalam sana, sejenak tatapan kami bertemu. Ia diam, namun redup binar matanya mengatakan banyak hal. Tak menunda waktu, aku bergabung dengannya, melangkah masuk. Belum sempat aku bicara, ponsel yang kugenggam bergetar. Nama Pak Dirga muncul di layar. Damn it! Kacau banget gue! “Pak Dirga? Maaf,” ujarku setelah panggilan kuangkat. “Kamu sudah sama Peony, Ga?” “Sudah, Pak. Kami di lift.” Aku mencuri pandang ke arah Peony yang tetap membisu, berdiri tepat di samping kananku. “Hmm. Antar sampai apartemennya, jangan biarkan dia naik taksi,” pinta beliau tanpa basa-basi. “Oke, Pak. Saya minta ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN