MITA POV Decaf macchiato atau coklat panas? “Minumanku masih ada,” jawabku. Sandaran kursiku bergerak. Saat aku mendongak, Saga menatapku. Kedua matanya melebar sesaat, namun tak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya. “Bapak, mau balik sekarang? Kayaknya hujannya ngga sederas tadi.” Suara Peony memecah kecanggungan di antara aku, Tristan, dan Saga. Sepertinya perempuan itu paham jika situasi di sini tak begitu baik. “Oke,” jawab Saga. “Jangan lupa kopi Bapak.” “Hmm.” “Ayo, Pak?” “Dok, Mita, kami pamit,” ujar Saga kemudian. Aku melihat Tristan mengangguk, namun aku sendiri tak merespon ucapan Saga barusan. Hingga berselang detik, Peony secara langsung bicara padaku. “Salam kenal Ibu, saya Peony. Sekretaris Bapak. Saya baru bekerja sekitar dua bulan. Senang bertemu Ibu. Dan m