197:SAGA-BEING DEPPRESED

1950 Kata

Aku beranjak setelah mengecup singkat istriku, membukakan pintu untuk gadis kecilku yang menangis hingga tersengguk-sengguk. Ares yang menggendongnya ikutan mode mewek. Belum sempat bicara, Farah pindah ke gendonganku, terus menangis sedih. “It’s ok, sweetie. Papa di sini. Bobo sama Papa dan Bunda oke?” Meski tak ada jawaban secara lisan, rengkuhannya yang kian erat di leherku mewakili kata. “Kok sama lo?” tanyaku kemudian ke Ares. “Mamanya demam.” “Dari kapan?” “Baru kali. Sepanjang acara kan nempel sama Farah,” jawab Ares. Aku mengangguk-angguk. “Khawatir Farah ketularan, BTW nyuruh gue ambil. Sampe kamar gue malah nangis. Udah gue bawa tawaf, Ga. Ngga ada yang mempan,” lanjut Ares. “Udah haji dong anak gue?” Ares terkekeh. “Hitung-hitung latihan, kali ikut sama manten baru lu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN