172:SANDARAN DI TITIK TERENDAH

1912 Kata

SAGA POV Aku duduk di lantai, bersandar ke dinding. Dadaku sesak, napasku terengah-engah. Kedua tanganku gemetar, bahkan tak cukup kuat untuk tetap menggenggam gawaiku. ‘Allah … Saga capek,’ batinku. “Pappa! Pappa!” “Farah.” “Ah-ah!” “Farah, ini Farah.” “Ah-ah!” “Farah kesayangannya siapa?” “Pappa!” Aku menghapus air mataku seraya terkekeh. “Bapak boleh capek, boleh kok ambil waktu untuk istirahat sejenak. Tapi, jangan patah semangat ya Pak. Ada Farah. Ada Peony juga. Dan ada Nyonya – meski semua orang menyangsikan Bapak, seorang Ibu tidak akan berhenti mendoakan yang terbaik untuk darah dagingnya.” Aku merogoh saku, mengambil inhaler dari sana. Kuhisap obat sesak yang terdapat di dalamnya, kemudian kupejamkan mata untuk membiarkan waktu berlalu sejenak. Dan mataku baru terbuka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN