126:SAGA-AFTER LUNCH

2171 Kata

“Ya Allah, bisa ngga sih bikin Pak Saga masuk angin satu hariii aja!” Aku mendongak, menatap sekretarisku yang wajahnya penuh peluh bercucuran. Ia meletakkan setumpuk laporan cetak di atas chabudai kemudian duduk di sampingku seraya melipat tangannya di meja dan merebahkan kepala di atas tumpukan tersebut. “Nanti laporannya basah, Peony!” “Ini keringat, ya Bapak! Bukan mata air! Apalagi keran jebol!” omelnya seraya menegakkan punggung. “Jangan galak-galak jadi manusia, Peony. Lawan bicaramu juga punya hati dan telinga. Bukan batu!” Peony menghela napas, sementara aku menyesap lagi es kopi di tanganku. “Saya ngga mau turun lagi! Capek!” sambatnya kemudian. “Kamu mau bikin tenda di sini?” tanyaku tanpa dosa. “Itu … kopi Bapak sudah mau habis. Saya ngga mau turun lagi. Paha saya sakit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN