“Hajar mereka semua, ma broh!” ujar Ares sesaat sebelum ia membukakan pintu ruang meeting untukku. Hari ini adalah hari yang menentukan. Rapat Umum Pemegang Saham luar biasa untuk Zalman Holdings akhirnya tiba. Gedung kantor pusat ZH, yang biasanya terasa dingin dan sepi, kini dipenuhi ketegangan yang bisa dirasakan di setiap sudutnya. Ruang rapat besar sudah dipersiapkan dengan rapi. Meja panjang di tengah ruangan, dikelilingi kursi-kursi kulit hitam, tertata sempurna. Cahaya lampu neon yang terang menambah suasana formal dan kaku, sementara di luar, langit Jakarta tampak mendung, seolah mencerminkan ketidakpastian yang akan segera terjadi di dalam ruangan. Aku didampingi Ares, yang kali ini kembali berperan sebagai sekretarisku. Ia meletakkan tumpukan dokumen yang sudah kami siapkan un