Pandanganku menyapu seisi ruang yang mendadak senyap setelah hitungan mundur di layar putih berakhir. Tak ada satu pun yang berani keluar. Termasuk Om Mada yang akhirnya memilih tetap di kursinya, meski raut wajahnya tegang dan memancarkan aura menyebalkan. Alasannya tak hengkang dari RUPS ini? Tentu saja karena ia tau betul, jika ia walkout, itu berarti kekalahan mutlak. Ia tak bodoh, hanya tengah terpojok – dan akan kubiarkan tetap demikian. Dengan bertahan di ruangan ini, setidaknya ia masih bisa menyelamatkan sisa harga dirinya — di depan para pemegang saham, pun jajaran komisaris serta direksi yang mungkin masih di pihaknya. Aku kembali berdiri tegak di podium, masih menatap setiap wajah yang kini lebih waspada, terutama setelah ancaman voting yang baru saja Om Mada lemparkan dan akh